Selasa, 26 Juni 2012

Otonomi Daerah

Otonomi daerah menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan perundang- undangan.

Dengan otonomi daerah berarti telah memindahkan sebagian besar ke-wenangan yang tadinya berada di pemerintah pusat diserahkan kepada daerah otonom, sehingga pemerintah daerah otonom dapat lebih cepat dalam merespon tuntutan masyarakat daerah sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Karena kewenangan membuat kebijakan (perda) sepenuhnya menjadi wewenang daerah otonom, maka dengan otonomi daerah pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pembangunan akan dapat berjalan lebih cepat dan lebih berkualitas. Keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah sangat tergantung pada kemampuan keuangan daerah (PAD), sumber daya manusia yang dimiliki daerah, serta kemampuan daerah untuk mengembangkan segenap potensi yang ada di daerah otonom. Terpusatnya SDM berkualitas di kota-kota besar dapat didistribusikan ke daerah seiring dengan pelaksanaan otonomi daerah, karena kegiatan pembangunan akan bergeser dari pusat ke daerah. Menguatnya isu Putra Daerahisme dalam pengisian jabatan akan menghambat pelaksanaan otonomi daerah, disamping itu juga akan merusak rasa persatuan dan kesatuan yang telah kita bangun bersama sejak jauh hari sebelum Indonesia merdeka.

Setiap manusia Indonesia dijamin oleh konstitusi, memiliki hak yang sama untuk mengabdikan diri sesuai dengan profesi dan keahliannya dimanapun di wilayah nusantara ini. Yang perlu dikedepankan oleh pemerintah daerah adalah bagaimana pemerintah daerah mampu membangun kelembagaan daerah yang kondusif, sehingga dapat mendesain standard Pelayanan Publik yang mudah, murah dan cepat. Untuk menciptakan kelembagaan pemerintah daerah otonom yang mumpuni perlu diisi oleh SDM yang kemampuannya tidak diragukan, sehingga merit system perlu dipraktekkan dalam pembinaan SDM di daerah.

PAD

Pelaksanaan otonomi daerah di beberapa daerah telah diwarnai dengan kecenderungan Pemda untuk meningkatkan pendapatan asli daerah dengan cara membuat Perda yang berisi pembebanan pajak-pajak daerah. Hal ini telah mengakibatkan timbulnya ekonomi biaya tinggi (High Cost Economy) sehingga pengusaha merasa keberatan untuk menanggung berbagai pajak tersebut.

Kebijakan pemda untuk menaikkan PAD bisa berakibat kontra produktif karena yang terjadi bukan PAD yang meningkat, akan tetapi justru mendorong para pengusaha memindahkan lokasi usahanya ke daerah lain yang lebih menjanjikan.

Pemerintah daerah harus berhati-hati dalam mengeluarkan Perda tentang pajak daerah, sehingga pelarian modal ke daerah lain dapat dihindari, dan harus berusaha memberikan berbagai kemudahan dan pelayanan untuk menarik investor menanamkan modal di daerahnya.

Organisasi publik memang berbeda dengan organisasi bisnis karena organisasi
publik memiliki cirri-ciri sebagai berikut :

- Organisasi publik tidak sepenuhnya otonomi tetapi dikuasai faktor-faktor eksternal.
- Organisasi publik secara resmi diadakan untuk pelayanan masyarakat.
- Organisasi publik tidak dimaksud kan untuk berkembang menjadi besar sehingga merugikan organisasi publik lain.


Kesehatan organisasi publik diukur melalui :


- Kontribusinya terhadap tujuan politik.
- Kemampuan mencapai hasil maksimum dengan sumber daya yang tersedia.

Kualitas pelayanan masyarakat yang buruk akan memberi pengaruh politik yang negatif /
merugikan. (Azhar Kasim, 1993 : 20)

Meskipun organisasi publik memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan organisasi bisnis akan tetapi paradigma beru Administrasi Publik yang dipelopori oleh Ted Gabler dan David Osborne dengan karyanya "REINVENTING GOVERNMENT" telah memberikan inspirasi bahwa administrasi publik harus dapat beroperasi layaknya organisasi bisnis, efisien, efektif dan menempatkan masyarakat sebagai stake holder
yang harus dilayani dengan sebaik-baiknya.

Beberapa aspek yang perlu mendapat perhatian serius dalam pelaksanaan otonomi daerah antara lain pelayanan publik, formasi jabatan, pengawasan keuangan daerah dan pengawasan independent.

Selasa, 05 Juni 2012

Brendan Rodgers joins LFC

Untuk Musim depan klub kita menggunakan pelatih ini yang menggantikan posisi King Kenny, semoga dia bisa menjadi suksesor apa yang diperbuat oleh King Kenny sebelumnya dan bisa mengembalikan kejayaan Liverpool seperti sebelumnya. Berikut gambar pelatih baru :



Berikut kutipan dari internet :

Brendan Rodgers (lahir 26 Januari 1973; umur 39 tahun) adalah seorang mantan pemain sepak bola berkewarganegaraan Irlandia Utara yang saat ini menjadi manajer untuk klub Liverpool.
Rodgers memulai karirnya sebagai pemain sepakbola di klub Ballymena United sebelum berpindah ke Reading, di mana Rodgers didiagnosis dengan sebuah penyakit yang membuatnya terpaksa pensiun pada umur 20 tahun. Rodgers sempat melatih untuk tim muda Reading sebelum diundang untuk bergabung dengan Chelsea sebagai manajer tim cadangan pada tahun 2004.
Pada bulan November November 2008, beliau ditunjuk untuk menjabat sebagai manajer Watford, sebelum kembali lagi ke Reading untuk menggantikan Steve Coppell, manajer Reading terdahulu, yang berhenti menjabat pada bulan Juni tahun 2009. Ia lalu meninggalkan Reading melalui kesepakatan bersama pada bulan Desember tahun 2009, lalu menjadi manajer di Swansea City. Tahun berikutnya Rodgers berhasil membawa Swansea City menjadi klub asal Wales pertama yang berhasil memasuki klasemen Liga Utama Inggris, dan juga membawa klub ini ke peringkat 11 di musim pertama mereka. Pada bulan Juni 2012, Rodgers dilantik sebagai manajer baru Liverpool, menggantikan Kenny Dalglish.

Klo ane blum bisa beri tanggapan bagus, soalnya baru tau kmaren, yang bisa ane tangkap bahwa permainan swansea sewaktu ditangan oleh BR, bagus dengan pola penyerangannya gak begitu monoton seperti pool kmaren :hammer owkwokwokw :peace..

Sebelum melatih bener" ritual terlebih dahulu :D ..


Semoga bisa membawa kembali ke masa" keemasan seperti dulu..
YNWA !!!