1. Latar Belakang Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dengan memperhatikan organisasi, perorangan, dan kelompok
perorangan yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan dinyatakan dalam
teori sistem. Dalam teori ini, suatu sistem merupakan suatu set elemen-elemen
atau komponen yang tergabung bersama berdasarkan suatu bentuk hubungan
tertentu. Komponen-komponen itu satu sama lain saling terkait dan membentuk
suatu kesatuan yang utuh. Tingkah laku suatu organisasi sangat tergantung pada
tingkah laku komponen-komponennya dan hubungan antar komponen.
BAB II
SPPK adalah sistem
yang berbasis komputer interaktif untuk memberikan dukungan keputusan kepada
manajer dengan menggunakan data dan model-model keputusan untuk menyelesaikan
masalah yang sifatnya semi struktur dan tidak terstruktur untuk mencapai
efektivitas keputusan. SPPK hanya digunakan untuk memperluas wawasan pengambil
keputusan (Decision Maker - DM) sebagai bahan pertimbangan bukan
untuk menggantikan penilaiannya. Artinya bahwa SPPK tidak dapat menggantikan
intuisi yang dimiliki oleh manusia, hanya terbatas pada model dasar yang
dimilikinya.
Keen mendefinisikan SPPK sebagai
sistem yang memiliki 4 karakteristik utama, yaitu sebagai berikut:
1. Ditujukan untuk membantu
keputusan tidak terstruktur yang umum
2. SPPK memiliki mempermudah
pemakai berhubungan dengan komputer
3. Dalam proses pengolahannya,
SPPK mengkombinasikan penggunaan model model dengan teknik
4. SPPK bersifat luwes dan
dapat menyesuaikan diri dengan perubahan perubahan yang terjadi.
Komponen SPPK Menurut Kertahadi [5],
SPPK dibangun oleh 3 komponen dasar yaitu :
1. Database
Merupakan tempat dari transaksi
sehari yang mendukung pengambilan keputusan.
2. Model base
Model yang merepresentasikan
permasalahan ke dalam format kuantitatif sebagai dasar pengambilan keputusan.
3. Software System
Merupakan penyatuan komponen
memungkinkan terjadinya dialog interaktif antara manusia dengan komputer.
Metode PRIME (Preference Ratios in Multiattribute Evaluation)
Metode PRIME adalah metode
pengambilan keputusan yang mendukung analisis pada informasi yang belum lengkap
pada model analisis banyak atribut. Informasi yang belum lengkap maksudnya
adalah tidak adanya nilai pasti (tunggal) dari sebuah informasi. Metode PRIME
merupakan salah satu metode pembobotan pada Multi-Criteria Decision Making
(MCDM) yaitu disiplin dalam pengambilan keputusan dengan banyak kriteria yang
memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Alternatif, yaitu
kemungkinan-kemungkinan yang dapat dipilih oleh DM. Konsekuensi dari sebuah
alternatif merujuk pada nilai dari alternatif.
2. Atribut, merupakan
karakteristik atau kriteria dari keputusan.
3. Pembobotan (weight
assessment). Pemberian bobot pada setiap kriteria.
4. Matriks Keputusan. Matriks
Keputusan X adalah matriks (m x n) dengan elemen xij adalah
nilai dari alternatif ke-i yang berhubungan dengan kriteria ke-j pada
alternatif ke-I dimana i=1,2,3,…,m dan j=1,2,3,…n. Matriks keputusan dapat
distrukturkan ke dalam hirarki pohon nilai (value tree) dimana setiap
alternatif dihubungkan secara langsung dengan kriterianya.
5. Pertentangan antar kriteria,
yaitu pertentangan kepentingan antara satu kriteria dengan kriteria yang
lainnya.
Pada informasi yang tidak lengkap,
metode PRIME memberikan pendekatan dengan adanya rasio perbandingan nilai pada
nilai relatif dan kriterianya. Perbedaan metode PRIME dari model-model
pembobotan atribut-atribut lainnya adalah perbandingan rasio dihubungkan secara
eksplisit dengan bobot setiap atribut. Selain itu, metode PRIME dilengkapi
dengan informasi tentang ketidakoptimalan yang terhubung dengan rekomendasi
alternatif yang dihasilkan berupa nilai kehilangan yang mungkin terjadi.
Definisi Pengambilan Keputusan
Pengambilan
keputusan dapat dianggap sebagai suatu
hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan
suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang tersedia. Setiap proses
pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final.
Keluarannya bisa berupa suatu tindakan (aksi)
atau suatu opini terhadap pilihan.
Tujuan Pengambilan Keputusan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan
dalam organisasi itu dimaksudkan untuk mencapai tujuan organisasinya yang
dimana diinginkan semua kegiatan itu dapat berjalan lancer dan tujuan dapat
dicapai dengan mudah dan efisien. Namun, kerap kali terjadi hambatan-hambatan
dalam melaksanakan kegiatan. Ini merupakan masalah yang hatus dipecahkan oleh
pimpinan organisasi. Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk memecahkan masalah
tersebut.
Jenis
Keputusan
1. Keputusan
Terprogram : Keputusan yang dapat dispesifikasikan sebelumnya sebagai
seperangkat aturan atau prosedur keputusan.
2. Keputusan
Tidak Terprogram : Keputusan yang terjadi hanya satu kali atau berubah-ubah
setiap saat ketika diperlukan. Keputusan dalam suatu sistem keputusan terbuka (
berada dalam suatu lingkungan yang rumit dan sebagian tak diketahui ) adalah
merupakan keputusan tidak terprogram karena tidak mungkin menspesifikasikan
semua faktor-faktornya sebelum melakukan pengambilan keputusan.
Proses pengambilan keputusan
keterangan :
1 .
Mengidentifikasi dan mendefinisikan
masalah
2 .
Menentukan alternatif tindakan
3 .
Mengevaluasi tindakan yang mungkin
4 .
Memilih alternatif tindakan terbaik
5 .
Melaksanakan alternatif tindakan
yang dipilih
6 .
Melakukan tindak lanjut berupa
pengawasan dan kontrol.
Hierarki pengambilan keputusan
BAB III
3.1
Kesimpulan
Sistem pengambilan keputusan adalah sama halnya dengan kita melangkah, dimana
kita dapat berpikir kaki mana yg terlebih dahulu harus dilangkahkan dan harus
kemana melangkah. Semakin kita mengambil banyak keputusan maka semakin banyak
pula kita melangkah. Jangan takut untuk melangkah apalagi dengan tindakan yang
positif.
SUMBER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar